Minggu, 22 Juni 2014

METODE PELATIHAN

Fatimah Lubis (10-050)
Nanda Lukita Audi (10-105)
Chyntia Halim (11-044)
Eva Brahmana (11-126)
Akhiakkazimi (12-103)


Pelatihan adalah salah satu metode dalam pendidikan orang dewasa atau dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik. Pengetahuan tentang jenis pelatihan dan bagaimana merancang suatu pelatihan ini sangat penting, agar pelatihan yang dilaksanakan dengan efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Persiapan Pelatihan
            Mengamati situasi di perusahaan atau di rumah merupakan hal yang penting, yaitu untuk menentukan masalah yang perlu pemecahan. Identifikasi masalah biasanya merupakan langkah pertama menuju pemecahan masalah.
Manfaat Pelatihan
            Tidak ada bisnis atau industri yang mengizinkan semua pimpinan menyerahkan semua kegiatan pada keputusan kelompok. Demikian juga, tidak ada bisnis atau industri dapat berjalan dengan kediktatoran secara penuh dari atas ke bawah. Diharapkan bahwa pelatihan kepekaan akan membantu kelompok dalam mengenal bagaimana melakukan kompromi yang menyenangkan di antara kedua ekstrem trbt.
Hal – Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelatihan.
            Pada setiap perencanaan selalu ada unsur-unsur :
1.  Siapa ?
2.  Apa    ?
3. Di mana      ?
5. Bagaimana ?
Kapan (Kertasapoetra, 1994, Ibrahim, 2003, Proyek Deliveri, 2000b). sejalan dengan itu, dalam perencanaan pelatihan pun terdapat unsur-unsur trsbt. Seperti dikemukakan oleh (Lunandi, 1982), unsure-unsur perencanaan pelatihan antara lain sbg berikut,
1. Siapa yang akan dipilih ?
2. Apa yang akan mereka pelajari ?
3. Siapa yang akan menyampaikan pelajaran ?
4. Dengan cara bagaimana mereka akan dilatih ?
5. Bagaimana hasil pelatihan akan dievaluasi ?
Dalam pelatihan kepekaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni kelompok- T, persiapan, manfaat, dan peringatan bagi perencana pelatihan kepekaan. Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pelatihan kepemimpinan adalah penentuan tujuan pelatihan yang tepat. Selanjutnya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelatihan kerja adalah definisi, asumsi, dan rasional dasar, desain pelatihan, serta evaluasi.
Ada 5 pertanyaan yang perlu di jawab dalam perencanaan pelatihan :
1. Siapa yang akan dilatih ?
2. Apa yang akan mereka pelajari?
3. Siapa yang akan menyampaikan pelajaran ?
4. Dengan cara bagaimana mereka yang akan dilatih ? dan
5. Bagaimana hasil pelatihan akan dievaluasi ?

Disamping itu, terdapat enam langkah dalam perencanaan pelatihan, yaitu :
1. Menentukan kebutuhan
2. Menentukan sasaran
3. Merencanakan sumber
4. Mengenal hambatan
5. Menentukan alternative
6. Melakukan seleksi
Dalam melaksanakan pelatihan, di samping materi pelatiahan dan pembimbing, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan ruangan, antara lain :
1. Ruangan untuk diskusi panel
2. Ruangan khusus untuk diskusi kelompok kecil
3. Penerangan dan stop kontak untuk menggunakan alat-alat bantu
4. Fentilasi
5  Kebersihan ruangan
6. Ketenangan
7. Toilet untuk peserta
8.  Kursi, yang semuanya harus tersedia dengan cukup

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahwa sampah seharusnya dikurangi, maka dari itu kelompok mengangkat tema pelatihan yakni pelestarian lingkungan dengan recycle sumpit menjadi alas makan.
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah kelompok mengharapkan Masyarakat lebih peka dengan lingkungan dan bertambah pengetahuannya untuk melestarikan lingkungan.

Peserta/ Sasaran ketika Pelatihan :
A. Teman-teman dikelas Andragogi

Target perubahan (Perubahan perilaku yang diharapkan) :
1. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk sadar lingkungan dengan 3R
INI HASIL MASING-MASING KELOMPOK KETIKA MEMBUAT RECYCLESUMPIT MENJADI ALAS PIRING MAKAN :


Alat yang digunakan :
1. Sumpit
2. Lem UHU
3. Cat warna
4. Pernis ( pengkilat )
Prosedur pelaksanaan :
1.  Menggumpulkan sumpit bekas yang telah dicuci lalu sumpit direndam dengan pewangi agar sumpit tidak meninggalkan bau dari makanan, setelah bau sumpit hilang sumpit tersebut dijemur, setelah sumpit tersebut kering dan wangi, sumpit tersebut diberi pewarna dari cat lalu setelah warna merata di bagian badan sumpit, sumpit tersebut di jemur kembali agar warnanya menempel dengan bagus.
2.  Susun sumpit menjadi dua dan di rekat dengan lem. Setelah terkumpul sususan sumpit yang berjumlah dua, kita susun sumpit tersebut menjadi tidak sejajar  diretkan dengan lem. Buat sepanjang yang kita inginkan.

Kamis, 19 Juni 2014

METODE DEMINSTRASI

Metode demonstrasi ini tidak seharusnya digunakan dlam setiap situasi, namun hendaknya disesuaikan dengan situasi. Metode ini dapat berhasil jika digunakan dalam pengajaran manipulative dan ketrampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana melakukan praktik-pratik baru, untuk memperkuat penerimaan terhadap sesuatu yang baru, dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.

A.  Keutungan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
 1. Keuntungan Metode Demonstrasi
Morgan, (1976) ; Flores, Bueno dan Lapastora, (1984), menyatakan ada beberapa keuntungan metode demonstrasi yaitu:
a. Demostrasi menarik dan menahan perhatian.'b. Demonstrasi menghadirkan subjek dengan cara yang mudah dipaham.c. Menyakinkan hal-hal yang meraguakan apakah dapat atau tidak dapat dikerjakan.d. Dalam metode ini memiliki objek yang nyata.e. Metode ini menunjukkan penlaksaan ilmu pengetahuan dengan contoh.f. Mempercept penyerapan langsung dari sumbernya.g. Membantu mengenbangkan kepemimpinan local.h. Memberikan bukti bagi praktik yan diajurkan.

2.   Keterbatasan Metode DemontrasiAda beberapa keterbatasan metode demonstrasi antara lain:a. Metode ini tidak muda dilaksanakan.b. Terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu.c.   Hasil memerlukan waktu yang banyak dan agar mahal.d. Memerlukan persiapan awal.e. Memerlukan persiapan awal.f. Dapat terpengaruh oleh cuaca.g. Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil.

B. Jenis Metode Demonstrasi
Secara umum ada dua jenis metode demonsttasi, yaitu:
1. Metode Demonstasi CaraDemonstrasi ini menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu,. Termaksud bahan-bahan yang digunakan dalam perkerjaan yang sedang diajarkan., memeprlihatkan, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Metode ini biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat dan tidak memerlukan banyak biaya.
2. Metode Demonstrasi HasilMetode ini dimaksudkan untuk menunjukkan hasul dari bebarapa praktik dengan menggnakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.
C. Langkah-langkah Metode Demonstrasi Cara
Menurut Morgan(1976(, Kang & Song (1984), dan Flores, Bueno & Lapastora (1983) ada beberapa langkah yaitu:1.  Merencakan demonstrasi cara2.  Mempersiapkan demonstrator3. Mempersiapkan pengamat 4. Melakukan demonstrasi cara5. Menganalisis hasil 

D. Tahap Demonstrasi Hasil
Ada bebarapa tahap dalam metode ini, yaitu:1. Merencanakan demonstrasi hasil2.   Mempersiapkan demonstrasi3. Melaksanakan demonstrasi hasil4. Memperunakan hasil



Sumber : Suprijanto,2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi.Jakarta : Bumi Aksara

Kamis, 12 Juni 2014

METODE DISKUSI

 Metode diskusi adalah salah satu alat yang efektif pada pendidikan orang dewasa jika peserta yang terlibat sedikit. Penggunaan metode diskusi ini untuk keompok yang berjumlah 10 orang atau lebih, memerlukan perencanaan yang cermat dalam pemimpinan diskusi yang kompeten.

A. Diskusi Kelompok.
Morgan, et al (1976) menyatakan bahwa diskusi kelompok yang ideal adalah berpasipasinya sekelompok orang yang diskusi sesuai dengan objek atau masalah yang memerlukan informasi. Kang dan Song (1984) menyatakan bahwa diskusi kelompok sebagai pertemuan atau percakapan antara dua orang atau lebih yang membahas topic tertentu yang menjadi pusat perhatian bersama. Menurtut Gulo (2002)m diskusi kelompok adalah strategi belajar mengajar yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara perserta ddidik. Ada beberapa manfaat diskusi kelompok dalam pendidikan orang dewasa, yaitu:
1.  Untuk menyampaikan pendapat, mendorong setiap indivisu untuk berpikir dan mengambil keputusan.
2. Berlajar sambil berkerja.
3. Diskusi yang membuat perserta lebih toleran dan berwawasan luas.
4.   Mendorong setiap orabf untuk mendengar dengan baik.
5. Memberikan alat pemersatu fakta dan pendapat anggota kelompok sehingga kesimpulan dapat diambil.
6. Melalui metode diskusi pemimpin berlatih.
7. Diskusi digunakan untuk mendorong orang-orang menjadi sadar akan adanya masalah, membantu mengentifikasi masalah.
8. Membantu dalam mencari masalah membantu dalam memecahkan masalah, dan kesempatan untuk merencanakan program aksi.

B. Teknik Diskusi Khusus
Setiap teknik telah dikembangkan dengan menganalisis situasi dan menggunakan secara efektif metode tambahan yang paling ssesuai dengan situasi. Ada beberapa metode membantu dalam mengatur diskusi, yang lainnya cenderung meningkatkan partisipasi.

C. Dua Pimpinan (Co-Leader) dalam Diskusi Kelompok
Ada beberapa keuntungan dari diskusi yang menggunakan dia pimpinan. Kepemimpinan penting dalam mendapatkan partisipasi dalam diskusi. Penggunaan dua pemimpindapay memperlancar diskusi dan mempermudakan dalm mencakup keseluruhan subjek. Kedua pemimpin dapat menhajukan pertanyaan. Pemimpin yang satu mengajukan pertanyaan untik mengarahkan diskusi menuju tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan pempun yang satu lagi bisa beryindak sebagai pengecek agar informasi penting tidak ada yang tertinggal. Sistem dua pemimpin in berkerja dengan baik dalam kelompok kurang dari 20 atau 30 orang. System ini kurang efektif untuk kelompok besar.

D. Kelompk Huddle
Pada metedo ini anggota kelompok bertukar pengalaman, berbagi ide, mengecek pemecahan tentative dan akhirnya sepakat terhadap pemecahan tentative. Meggunakan pembatasan waktu, atau apabila tampak semua kelompok hudlle sudah menyelesaikan diskusinya, pemimpin dapat memanggil kelompok asal dan meminta juru bicara setiap kelompok huddler untuk melaporkan hasil diskusinya. Setelah setiap kelompok huddler menyampaikan laporan mereka, biasanya pemimpin memimpin diskusi kelompok besar untuk menyimpulkan prinsip-prinsip yang telah disampaikan satu sama lain untuk menyampaikan satu persatu dan untuk menyusun rencana kegiatan. Kelompok huddler ini dapat disampaikan dengan kelompok syndicate dalam hal keduanya merupakan kelompok kecil. Bagian dari kelompok besar.

E.  Kelompok Buzz
Teknik kelompok buzz mirip dengan metode huddle. Ada dua versi teknik yang sering digunakan pleh pendidik dan ahli sosiologi (Morgan, 1976). Versi pertama, teknik yang paling sering digunakan adalah membagi kelompok asal menjadi kelompok buzz yang terdiri atas 10-15 orang, jika anggota kelompok asalnya berjumlah 30 orang atau lebih. Penggunaan kelompok buzz memerlukan pengturan tempat duduk yang lebih lengkap daripada kelompok huddle, setiap kelompok buzz sebaiknya duduk dalam posisi melingkar. Versi kedua untuk kelompok 30orang atau kurang digunnakan kelompok buzz kecil yang mencakup formasi kelompok diskusi 2 atau 3 orang.

F. Teknik Phillips 66
Teknik “diskusi 66” yang dikembangkan oleh J.Donald Phillips adalah salah satu variasi dari system huddler dan diterapkan untuk situasi kelompok yang tidak menetu ketika partisipasi yang demokratis diperlukan. Teknik ini digunakan dalam kelompok kecil 10-20 orang atau dalam kelompok besar.

Senin, 14 April 2014

Laporan Perancangan Metode Pelatihan

TUGAS  KELOMPOK 4 :
Fatimah Lubis (10-050)
Nanda Lukita Audi (10-105)
Cynthia halim (11-044)
Aisyah Huwai (11-065)
Eva Brahmana (11-126)
Akhiakkazimi (12-103)



A.    LATAR BELAKANG
Melestarikan lingkungan untuk hidup harmonis dengan alam. Demi mempromosikan pengurangan limbah dan memotivasi daur ulang tanpa memandang usia dan status sosial dan tanpa takut kotoran. Masalah dari perubahan lingkungan berdampak langsung dengan perilaku manusia, diantara masalah-masalah itu adalah masalah-masalah yang yang dihadapi baik sebagai individu, sebagai bangsa maupun sebagai spesies.
Belakangan ini, begitu banyak orang yang tidak peduli dan tidak sadar dengan lingkungannya, terlihat dari banyak sekali  sampah yang berserakan dan dibuang sembarangan, serta pemakaian bahan plastik atau bahan-bahan yang susah untuk diurai yang dapat menyebabkan global warming. Masyarakat begitu tidak peduli dengan apa yang akan trejadi jika mereka berbuat seperti itu, mereka tidak mementingkan bagaimana anak cucu mereka bisa hidup dengan keadaan lingkungan yang semakin hari semakin buruk. Padahal, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi global warming. Pelestarian lingkungan yang terkenal adalah prinsip 3R, Reduce (mengurangi penggunaan barang yang tidak diperlukan), Reuse (menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan), dan apabila kedua langkah tidak lagi bisa dilakukan barulah melakukanRecycle (daur ulang). Recyle membuat bahan atau benda yang susah diurai menjadi benda yang kembali berfungsi dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan kita sehari-hari contohnya sumpit yang akan di daur ulang menjadi sebuah alas makan, bahan yang telah di daur ulang juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan ketika barang tersebut bisa terjual. Untuk recycle barang bekas juga tidak sulit hanya saja butuh kesadaran mengenai pentingnya kesejahteraan lingkungan dan meluangkan sedikit waktu dan energy untuk membuatnya.
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahwa sampah seharusnya dikurangi, maka dari itu kelompok mengangkat tema pelatihan yakni pelestarian lingkungan dengan recycle sumpit menjadi alas makan.
Pelatihan sosialisasi merupakan penyampaian informasi dengan melipatgandakan pihak-pihak penerima pesan (receiver) yang dalam hal ini adalah publik, dimana publik yang terdiri dari banyak individu yang memiliki skala intelektualitas yang berbedaSebagai contoh, seseorang yang berpendidikan sekolah dasar dengan universitas tentu saja berbeda dalam menanggapi sosialisasi tentang informasi tertentu. Kegiatan sosialisasi merupakan proses komunikasi yang sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu komunikasi, yang menurut William G Scoot dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor, yaitu :
a.       The Act (Perbuatan)
b.      The Scene (Adegan)
c.       The Agent (Pelaku)
d.      The Agency (Perantara)
e.       The Purpose (Tujuan)

B.     TUJUAN
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah kelompok mengharapkan Masyarakat lebih peka dengan lingkungan dan bertambah pengetahuannya untuk melestarikan lingkungan.

C.    PESERTA PELATIHAN
Peserta/ Sasaran ketika Pelatihan :
 Teman-teman dikelas Andragogi

D.    TARGET
Target perubahan (Perubahan perilaku yang diharapkan) :
1.   Timbulnya kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk sadar lingkungan dengan 3R.

E.     ALAT & BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Sumpit
2. Lem UHU
3. Cat warna
4. Pernis ( pengkilat )

F.     PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan :
1. Menggumpulkan sumpit bekas yang telah dicuci lalu sumpit direndam dengan pewangi agar sumpit tidak meninggalkan bau dari makanan, setelah bau sumpit hilang sumpit tersebut dijemur, setelah sumpit tersebut kering dan wangi, sumpit tersebut diberi pewarna dari cat lalu setelah warna merata di bagian badan sumpit, sumpit tersebut di jemur kembali agar warnanya menempel dengan bagus.
2. Susun sumpit menjadi dua dan di rekat dengan lem. Setelah terkumpul sususan sumpit yang berjumlah dua, kita susun sumpit tersebut menjadi tidak sejajar  diretkan dengan lem. Buat sepanjang yang kita inginkan.


Minggu, 13 April 2014

PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA

Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pengajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses belajar orang dewasa yang akan diuraikan dalam bab ini terdiri atas:

A. Tahap Proses Belajar
Proses belajar akan disebut proses intern dan proses ektern. Proses intern terlihat dari dalam, sedangkan proses ektern merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam diri pendidik. Proses belajar dalam diri seseorang akan berlangsung melalaui enam tahap, yaitu:
1. Motivasi: Kegianatan untuk mencapai suatu hal. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi jangka pendek itu berupa minat untuk belajar pada saat itu. Sedangkan motivasi jangka panjang dapat berupa keinginan mendapatkan nilai ujian yang baik, kegiatan berpersentasi, dan bagainya.
2.  Perhatian pada pelajaran: Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran.
3.  Menerima dan mengingat: setelah memperhatikan pelajaran,s eorang perserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpannya dalam pikirannya.
 4. Reprodduksi:  Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerma dan mengingat informasi baru saja, tetai juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima.
5.  Generalisasi: Peserta duduk harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
6. Menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik: Perserta didik harus sudah memahami dam dapat menerapkan apa yang telah diajarkan.
B.  Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dalam hal ini terdapat dua factor, yaitu:
1.   Faktor internal: Faktor ini berasal dalam diri peserta didik. Faktor internal menjadi dua faktor, yakni (a) Faktor internal fisik, mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan penglihatan. (b) Faktor  internal nonfisik atau psikologis, termaksuk tingkat aspirasi, bakat, dan nilai-nilai.
2.  1.       Faktor ekternal: Faktor yang berasal dari luar diri perserta didik atau lingkungan. Faktor ekternal juga terdapat dua faktor, yakni (a) Faktor ekternal fisik, seperti keadaan ruangan, pelengkapan, dan lain-lainnya. (b) faktor ekternal nonfisik, seperyi dorongan dari keluarga dan teman.

C.  Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa
Menurut Soedomo (1989) ciri-ciri belajar orang dewasa, berikut:
1. Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
2. Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik
3.   Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang meneyenangkan dan menantang
4.    Mengutamakan peran peserta didik 
5.    Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dohormati
6.   Belajar orang dewasa bersifat unik 
7. Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan perserta duduk
8.     Prang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9. Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beragam
10. Kemungkinan terjadi berbagai cara belajar
11.  Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan
12. Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
13.   Motivasi berasal dari dirinya sendiri 
 
Sumber : Suprijanto,2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi.Jakarta : Bumi Aksara 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Kamis, 10 April 2014

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Prinsip pendidikan orang dewasa adalah hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan  akan dijelaskan dalam blog ini terdiri dari:

A.      Hukum Belajar
Hukum belajar terdiri dari atas beberapa unsur, yaitu:
1. Kegiatan belajar: hal yang sangat penting dan dapat meningkatkann eefektivitas belajar. Kegiatan belajar ada karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, dan adanya kebutuhan terhadap pengetahuan atau keterampilan, atau dapat tumbuh dari dorongan, dan motivasi dari orang lain. 
2. Pengertian terhadap tugas: peserta didik harus memperoleh pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
3.  Hokum asosiasi: belajar dengan menghubungkan ide dan fakta dengan ide atau fakta lain cenderung dapat menghasilkan ngatan yang lebih permanen daripada tidak menghubungkannya. Belajar dengan membandingkan tersebut merupakan kelebihan dari pembelajaran orang dewasa dibandingkan anak-anak, maka sebab itu orang dewasa memiliki banyak stok ide dan informasi yang dapat menarik pelajaran baru. Perta didik akan lebih mudah mengerti dengan apa yang sedang dipelajari jika materi dalam suatu pelatihan saling berhubingan erat. Ciri penting dalam hokum asosiasi adalah ide dan pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika dihubungkan dengan ide atau pengalaman nyata sebelumnya. Hal ini akan sangat berguna untuk meningkatkan semangat. 
4. Minat, keuletan, dan intensitas: dengan hanya sekadar latuhan pengulangan tanpa didasari dengan minat, hasil belajat tidak akan efektif. Keuletan dan intesitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan. Seseorang akan secara otomatis selalu ingat dengan peristiwa kemenangan dalam meraih penghargaan atau peristiwa tercapainya sesuatu yang diharapkan. 
5. Ketetapan hati: ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka. Kecuigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif. 
6.  Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan: seprang perserta didik dlam andragogy tidak akan memeperoleh kemajuan dalam proses belajar kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam hal apa dia akan gagal.

B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan yang dibahas adalah penetapan tujuan umum dan tujuan khusus. 
1. Tujuan umumTujuan umum untuk pendididkan orang dewasa berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, tentang pada visi dan misi Negara yang bersangkutan. 
2. Tujuan khususTujuan khusus pada pendididkan apa pun, termaksud penndidikan orang dewasa perlu ditetapkan dengan jelas dan lebih spesifik daripada tujuan umum. Tujuan khusus yang baik mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain harus bersifat perlaku, menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapay dukur, mengarah pada tujuan umu. Disamping itu meneurut Bloom, tujuan khusus diklasifikasi menjadi tiga, yaitu ranah kognitif (cognitive domain) tujuan khusus yang berhubungan dengan proses intelektual daripada perserta didik, ranah afektif (affective domain) tujuan khusus yang mengarah siakap, emosi, dan nilai prilaku, dan ranah psikimotor (psychomotor domain) tujuan khusus yang meliputi proses menipulatif dan mekanik atau keterampilan. 
3.  Memilih materi pelajaran. Dalam memilih materi pelajaran dan pendidikan orang dewasa [erlu menggunakan kriteria anatara lain: meteri harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu mencapai tujuan pendididkan, dan sesuai dengan objek yang telah ditetapkan.

  C. Mengembangkan Sikap, Idealisme, dan Minat
Sikap, idealism, minat, dan selera merupakan dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting. Tidak ada salahnya dengan emosi ini, jika dikendalikan diarahkan dengan baik. 
1.  Sikap: program pendidikan pada umumnya mengmbangkan sikap positif terhapa hal yang baik menurut norma yang berlaku dimasyarakat. 
2.  Idealism: idealism adalah suatu standar kesempurnaan yang diterima oleh individu atau kelompok. 
3.  Minat; minat merupakan keinginan yang dating dari hati nurani untuk serta dalam kgiatan belajar. 

Minggu, 06 April 2014

PENGERTIAN PENDIDIKAN

                Pengertian pendidikan disini untuk menjelaskan tentang beberapa pengertian yang berhubungan dengan pendidikan orang dewasa (POD). Pengertian pendidiakn pada bembahasan ini akan terdiri dari beberapa jenis pendidikan, pengertian sistem pendidikan nasional, pengertian pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pengertian pendidikan orang dewasa. 

A.      Jenis Pendidikan
Ada beberapa jenis pendidikan yang dijelaskan pada pembahan ini, antara lain:
1.       Pendidikan Masa
Pendidikan masa (massa education) merupakan individu-individu yang terdapat di masyarakat dengan sasaran individu-individu dan orang dewasa yang menhalami ketelantaran pendidikn (Faisal, 1981). Misalnya: pemberatasan buta huruf dikalanggan orang dewasa.

2.       Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat (community education) merupakan suatu gerakan pendidikan yang ditunjukan bagi persekutuan hudup sehingga mereka mempunyai pandangan, sikap, kebiasaan, dan kemampuan tertentu. 

3.       Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar (fundamental education) merupakann suatu gerakan pendidikan yang ditinjukan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, dibidang social ekonomi melalui dewasa, anak-anak di daerah terbelakang sehingga anggota masyarakat menjadikan lebih mampu menyesuaikan diri dan mengembangkan lingkungannya (Faisal, 1981; Joesoef, 1992).

4.       Penyuluhan
Penyuluhan (extension) merupakan suatuu gerakan pendidikan bimbngan, dan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendudukan tinggi atau kejuruan menengah berkerja sama dengan instasi pemerintaha yang relevan. 

5.       Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat (community development) digunakan untuk menjelaskan usaha, proses atau herakan yang dimaksud agar masyarakat sebagai suatu sosial dapat berkembang menjadi mampu menolong diri sendiri untuk meningkatkan kualitas hidupnya di bidang ekonomi (Faisal, 1981). Contonya: di desa perikanan (desa nelayan) begitu banyak iakan yang dihasilkan oleh nelayan olej karenn itu kita sebagai masyarakat yang tinggal disana bisa mengkembangkan ikan yang ada sebagi usaha. Seperti usaha abon ikan.

6.       Masyakat Belajar
Masyarakat belajar (learning society) menunjuk pada kenyataan bahwa warga masyarakat secara aktif menggali pengalaman belajar did dalam setiap segi kehidupannya.

7.       Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup (lifelong education) digunakan untuk menjelaskan suatu kenyataan, kesadaran, asa, dan harapan baru bahwa proses dan kebuthan pendidikan berlangsung tidak ada kata “terlambat”, “terlalu tua”, atau “terlalu dini” untuk belajar.