Senin, 14 April 2014

Laporan Perancangan Metode Pelatihan

TUGAS  KELOMPOK 4 :
Fatimah Lubis (10-050)
Nanda Lukita Audi (10-105)
Cynthia halim (11-044)
Aisyah Huwai (11-065)
Eva Brahmana (11-126)
Akhiakkazimi (12-103)



A.    LATAR BELAKANG
Melestarikan lingkungan untuk hidup harmonis dengan alam. Demi mempromosikan pengurangan limbah dan memotivasi daur ulang tanpa memandang usia dan status sosial dan tanpa takut kotoran. Masalah dari perubahan lingkungan berdampak langsung dengan perilaku manusia, diantara masalah-masalah itu adalah masalah-masalah yang yang dihadapi baik sebagai individu, sebagai bangsa maupun sebagai spesies.
Belakangan ini, begitu banyak orang yang tidak peduli dan tidak sadar dengan lingkungannya, terlihat dari banyak sekali  sampah yang berserakan dan dibuang sembarangan, serta pemakaian bahan plastik atau bahan-bahan yang susah untuk diurai yang dapat menyebabkan global warming. Masyarakat begitu tidak peduli dengan apa yang akan trejadi jika mereka berbuat seperti itu, mereka tidak mementingkan bagaimana anak cucu mereka bisa hidup dengan keadaan lingkungan yang semakin hari semakin buruk. Padahal, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi global warming. Pelestarian lingkungan yang terkenal adalah prinsip 3R, Reduce (mengurangi penggunaan barang yang tidak diperlukan), Reuse (menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan), dan apabila kedua langkah tidak lagi bisa dilakukan barulah melakukanRecycle (daur ulang). Recyle membuat bahan atau benda yang susah diurai menjadi benda yang kembali berfungsi dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan kita sehari-hari contohnya sumpit yang akan di daur ulang menjadi sebuah alas makan, bahan yang telah di daur ulang juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan ketika barang tersebut bisa terjual. Untuk recycle barang bekas juga tidak sulit hanya saja butuh kesadaran mengenai pentingnya kesejahteraan lingkungan dan meluangkan sedikit waktu dan energy untuk membuatnya.
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai bahwa sampah seharusnya dikurangi, maka dari itu kelompok mengangkat tema pelatihan yakni pelestarian lingkungan dengan recycle sumpit menjadi alas makan.
Pelatihan sosialisasi merupakan penyampaian informasi dengan melipatgandakan pihak-pihak penerima pesan (receiver) yang dalam hal ini adalah publik, dimana publik yang terdiri dari banyak individu yang memiliki skala intelektualitas yang berbedaSebagai contoh, seseorang yang berpendidikan sekolah dasar dengan universitas tentu saja berbeda dalam menanggapi sosialisasi tentang informasi tertentu. Kegiatan sosialisasi merupakan proses komunikasi yang sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu komunikasi, yang menurut William G Scoot dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor, yaitu :
a.       The Act (Perbuatan)
b.      The Scene (Adegan)
c.       The Agent (Pelaku)
d.      The Agency (Perantara)
e.       The Purpose (Tujuan)

B.     TUJUAN
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah kelompok mengharapkan Masyarakat lebih peka dengan lingkungan dan bertambah pengetahuannya untuk melestarikan lingkungan.

C.    PESERTA PELATIHAN
Peserta/ Sasaran ketika Pelatihan :
 Teman-teman dikelas Andragogi

D.    TARGET
Target perubahan (Perubahan perilaku yang diharapkan) :
1.   Timbulnya kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk sadar lingkungan dengan 3R.

E.     ALAT & BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Sumpit
2. Lem UHU
3. Cat warna
4. Pernis ( pengkilat )

F.     PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan :
1. Menggumpulkan sumpit bekas yang telah dicuci lalu sumpit direndam dengan pewangi agar sumpit tidak meninggalkan bau dari makanan, setelah bau sumpit hilang sumpit tersebut dijemur, setelah sumpit tersebut kering dan wangi, sumpit tersebut diberi pewarna dari cat lalu setelah warna merata di bagian badan sumpit, sumpit tersebut di jemur kembali agar warnanya menempel dengan bagus.
2. Susun sumpit menjadi dua dan di rekat dengan lem. Setelah terkumpul sususan sumpit yang berjumlah dua, kita susun sumpit tersebut menjadi tidak sejajar  diretkan dengan lem. Buat sepanjang yang kita inginkan.


Minggu, 13 April 2014

PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA

Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pengajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses belajar orang dewasa yang akan diuraikan dalam bab ini terdiri atas:

A. Tahap Proses Belajar
Proses belajar akan disebut proses intern dan proses ektern. Proses intern terlihat dari dalam, sedangkan proses ektern merupakan pencerminan terjadinya proses intern dalam diri pendidik. Proses belajar dalam diri seseorang akan berlangsung melalaui enam tahap, yaitu:
1. Motivasi: Kegianatan untuk mencapai suatu hal. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi jangka pendek itu berupa minat untuk belajar pada saat itu. Sedangkan motivasi jangka panjang dapat berupa keinginan mendapatkan nilai ujian yang baik, kegiatan berpersentasi, dan bagainya.
2.  Perhatian pada pelajaran: Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran.
3.  Menerima dan mengingat: setelah memperhatikan pelajaran,s eorang perserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpannya dalam pikirannya.
 4. Reprodduksi:  Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerma dan mengingat informasi baru saja, tetai juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima.
5.  Generalisasi: Peserta duduk harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
6. Menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik: Perserta didik harus sudah memahami dam dapat menerapkan apa yang telah diajarkan.
B.  Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dalam hal ini terdapat dua factor, yaitu:
1.   Faktor internal: Faktor ini berasal dalam diri peserta didik. Faktor internal menjadi dua faktor, yakni (a) Faktor internal fisik, mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan penglihatan. (b) Faktor  internal nonfisik atau psikologis, termaksuk tingkat aspirasi, bakat, dan nilai-nilai.
2.  1.       Faktor ekternal: Faktor yang berasal dari luar diri perserta didik atau lingkungan. Faktor ekternal juga terdapat dua faktor, yakni (a) Faktor ekternal fisik, seperti keadaan ruangan, pelengkapan, dan lain-lainnya. (b) faktor ekternal nonfisik, seperyi dorongan dari keluarga dan teman.

C.  Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa
Menurut Soedomo (1989) ciri-ciri belajar orang dewasa, berikut:
1. Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai
2. Memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik
3.   Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang meneyenangkan dan menantang
4.    Mengutamakan peran peserta didik 
5.    Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dohormati
6.   Belajar orang dewasa bersifat unik 
7. Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan perserta duduk
8.     Prang dewasa umumnya mempunyai pendapat yang berbeda
9. Orang dewasa mempunyai kecerdasan yang beragam
10. Kemungkinan terjadi berbagai cara belajar
11.  Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan
12. Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata
13.   Motivasi berasal dari dirinya sendiri 
 
Sumber : Suprijanto,2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi.Jakarta : Bumi Aksara 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Kamis, 10 April 2014

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Prinsip pendidikan orang dewasa adalah hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan  akan dijelaskan dalam blog ini terdiri dari:

A.      Hukum Belajar
Hukum belajar terdiri dari atas beberapa unsur, yaitu:
1. Kegiatan belajar: hal yang sangat penting dan dapat meningkatkann eefektivitas belajar. Kegiatan belajar ada karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, dan adanya kebutuhan terhadap pengetahuan atau keterampilan, atau dapat tumbuh dari dorongan, dan motivasi dari orang lain. 
2. Pengertian terhadap tugas: peserta didik harus memperoleh pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
3.  Hokum asosiasi: belajar dengan menghubungkan ide dan fakta dengan ide atau fakta lain cenderung dapat menghasilkan ngatan yang lebih permanen daripada tidak menghubungkannya. Belajar dengan membandingkan tersebut merupakan kelebihan dari pembelajaran orang dewasa dibandingkan anak-anak, maka sebab itu orang dewasa memiliki banyak stok ide dan informasi yang dapat menarik pelajaran baru. Perta didik akan lebih mudah mengerti dengan apa yang sedang dipelajari jika materi dalam suatu pelatihan saling berhubingan erat. Ciri penting dalam hokum asosiasi adalah ide dan pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika dihubungkan dengan ide atau pengalaman nyata sebelumnya. Hal ini akan sangat berguna untuk meningkatkan semangat. 
4. Minat, keuletan, dan intensitas: dengan hanya sekadar latuhan pengulangan tanpa didasari dengan minat, hasil belajat tidak akan efektif. Keuletan dan intesitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan. Seseorang akan secara otomatis selalu ingat dengan peristiwa kemenangan dalam meraih penghargaan atau peristiwa tercapainya sesuatu yang diharapkan. 
5. Ketetapan hati: ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka. Kecuigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif. 
6.  Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan: seprang perserta didik dlam andragogy tidak akan memeperoleh kemajuan dalam proses belajar kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam hal apa dia akan gagal.

B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan yang dibahas adalah penetapan tujuan umum dan tujuan khusus. 
1. Tujuan umumTujuan umum untuk pendididkan orang dewasa berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, tentang pada visi dan misi Negara yang bersangkutan. 
2. Tujuan khususTujuan khusus pada pendididkan apa pun, termaksud penndidikan orang dewasa perlu ditetapkan dengan jelas dan lebih spesifik daripada tujuan umum. Tujuan khusus yang baik mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain harus bersifat perlaku, menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapay dukur, mengarah pada tujuan umu. Disamping itu meneurut Bloom, tujuan khusus diklasifikasi menjadi tiga, yaitu ranah kognitif (cognitive domain) tujuan khusus yang berhubungan dengan proses intelektual daripada perserta didik, ranah afektif (affective domain) tujuan khusus yang mengarah siakap, emosi, dan nilai prilaku, dan ranah psikimotor (psychomotor domain) tujuan khusus yang meliputi proses menipulatif dan mekanik atau keterampilan. 
3.  Memilih materi pelajaran. Dalam memilih materi pelajaran dan pendidikan orang dewasa [erlu menggunakan kriteria anatara lain: meteri harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu mencapai tujuan pendididkan, dan sesuai dengan objek yang telah ditetapkan.

  C. Mengembangkan Sikap, Idealisme, dan Minat
Sikap, idealism, minat, dan selera merupakan dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting. Tidak ada salahnya dengan emosi ini, jika dikendalikan diarahkan dengan baik. 
1.  Sikap: program pendidikan pada umumnya mengmbangkan sikap positif terhapa hal yang baik menurut norma yang berlaku dimasyarakat. 
2.  Idealism: idealism adalah suatu standar kesempurnaan yang diterima oleh individu atau kelompok. 
3.  Minat; minat merupakan keinginan yang dating dari hati nurani untuk serta dalam kgiatan belajar. 

Minggu, 06 April 2014

PENGERTIAN PENDIDIKAN

                Pengertian pendidikan disini untuk menjelaskan tentang beberapa pengertian yang berhubungan dengan pendidikan orang dewasa (POD). Pengertian pendidiakn pada bembahasan ini akan terdiri dari beberapa jenis pendidikan, pengertian sistem pendidikan nasional, pengertian pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pengertian pendidikan orang dewasa. 

A.      Jenis Pendidikan
Ada beberapa jenis pendidikan yang dijelaskan pada pembahan ini, antara lain:
1.       Pendidikan Masa
Pendidikan masa (massa education) merupakan individu-individu yang terdapat di masyarakat dengan sasaran individu-individu dan orang dewasa yang menhalami ketelantaran pendidikn (Faisal, 1981). Misalnya: pemberatasan buta huruf dikalanggan orang dewasa.

2.       Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat (community education) merupakan suatu gerakan pendidikan yang ditunjukan bagi persekutuan hudup sehingga mereka mempunyai pandangan, sikap, kebiasaan, dan kemampuan tertentu. 

3.       Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar (fundamental education) merupakann suatu gerakan pendidikan yang ditinjukan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, dibidang social ekonomi melalui dewasa, anak-anak di daerah terbelakang sehingga anggota masyarakat menjadikan lebih mampu menyesuaikan diri dan mengembangkan lingkungannya (Faisal, 1981; Joesoef, 1992).

4.       Penyuluhan
Penyuluhan (extension) merupakan suatuu gerakan pendidikan bimbngan, dan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendudukan tinggi atau kejuruan menengah berkerja sama dengan instasi pemerintaha yang relevan. 

5.       Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat (community development) digunakan untuk menjelaskan usaha, proses atau herakan yang dimaksud agar masyarakat sebagai suatu sosial dapat berkembang menjadi mampu menolong diri sendiri untuk meningkatkan kualitas hidupnya di bidang ekonomi (Faisal, 1981). Contonya: di desa perikanan (desa nelayan) begitu banyak iakan yang dihasilkan oleh nelayan olej karenn itu kita sebagai masyarakat yang tinggal disana bisa mengkembangkan ikan yang ada sebagi usaha. Seperti usaha abon ikan.

6.       Masyakat Belajar
Masyarakat belajar (learning society) menunjuk pada kenyataan bahwa warga masyarakat secara aktif menggali pengalaman belajar did dalam setiap segi kehidupannya.

7.       Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup (lifelong education) digunakan untuk menjelaskan suatu kenyataan, kesadaran, asa, dan harapan baru bahwa proses dan kebuthan pendidikan berlangsung tidak ada kata “terlambat”, “terlalu tua”, atau “terlalu dini” untuk belajar.