Selasa, 18 Desember 2012

DINAMIKA PSIKOLOGI BELAJAR



Saya memilih mata kuliah pilihan Psikologi belajar. Sudah ampir satu semester ini kami menjalanin perkuliahan psikologi belajar yang dipandu oleh ibu Dina. Dalam pembelajaran ini banyak pengalaman yang saya dan teman-teman dapatkan dari mata kuliah pilihan ini. Dalam mata kuliah ini pertama kali kami diberikan kontrak kuliah yang berupa mind map.  Pada saat kontrak kuliah kami membuat negosiasi tentang berapa persen (%) nilai untuk tugas individu, dan tugas kelompok, serta UTS dan UAS. Kami pun membicarakan mana pelajaran yang mau kami bahas dari 12 topik yang ada di buku “Learning and Instruction” buku ini merupakan buku panduan kami dalam mata kuliah psikologi belajar selama satu semester ini.

Pada pertemuan yang ke3 kami membahas topik mana yang mau kami bahas di setiap minggunya. Dari setiap kelompok mendiskusikan topik mana yang dipilih. Setiap dari kami maju ke depan dan menuliskan topik yang kami pilih dari 12 topik yang ada. Akhirnya topik-topik yang kami bahas, yaitu:

1. Kami membahas topik pada “Bab 1 Tinjauan”. Disini kami ditugaskan untuk membuat mind map sebelum masuk kuliah dari setiap orang.

2. Kami membahas “Bab 2 Teori-teori Belajar Awal. Pada topik ini kami di tugaskan untuk mendiskusikan topik ini dan memposting hasil diskusi kelompok kami. Pada topik ini kami menonton film “Kinky Boots”. Setelah kami menonton film tersebut. Kami disuruh untuk menganalisa film tersebut secara kelompok.

3. Topik yang kami bahas “Pengkondisian Berpenguat Skinner”. Pada topik ke 3 ini kami disuruh untuk menanalisa pengalaman pribadi dan mempostingnya di blog sebelum masuk kuliah. Pada saat pembelajaran terjadi di kelas. Kami setiap orang diberikan 3 stimulus. 3 stimulus itu berupa sertifikat kecil dan sertifikat yang besar, dan 1 lagi kertas HVS. Dari ketiga stimulus itu kami disuruh membuat sebuah produk. Disini dari setiap orang membuat prosuk yang beraneka ragam dan bermacam-macam, dan kami disuruh untuk membuat tulisan produk apa yang kami buat dan masukkan kedalam teori Skinner. ada beberapa orang yang menang dari kami mendapatkan hadia. Setelah kelas selesai kami disuruh untuk menganalisa pengalaman kami didalam kelas tersebut, dan memasukkannya kedalam teori skinner. Pada saat pembelajaran ini sangat jelas terlihat teori skinner yang mengenai reward dan negatif reinforcement dari ibu dina. Diamana dari kami yang mendapatkan niali tinggi dari produk yang dia buat maka mereka mendapatkan hadia, sedangkan kami yang tidak menang kami tidak menpati hadia tetapi kami mendapatkan coklat dari ibu dina.

4. Kami membahas “Bab 9 Teori Perkembangan Psikologi Kultural-Historis Lev S. Vygotsky”. Dalam topik ini kami disuruh untuk diskusi kelompok mengenai topik tersebut dan dipostingkan sebelum masuk kuliah atau jam kuliah di mulai.

5. Selanjutnya kami membahas “Bab 6 Perspektif Kognitif: I. Pemrosesan Informasi”. Disini kami ditugaskan untuk mencari jurnal yang berkaitan tentang topik ini. Dan seperti biasa kami mempostingnya di blog sebeum masuk kuliah.

6. . Setelah itu kami membahas “Bab 5 Kondisi Belajar Robert Gagne”.

7. Kami membahas “Bab 7 Perspektif Kognitif: II. Metakognisi dan Pemecahan Masalah.

8. Kami membahas “Bab 8 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget”.

9. Setelah itu kami membahas “Bab 10 Teori Kognitif-Social Albert Bandura”.

10. Dan terakhir kami membahas tentang “Bab 11 Model kognitif dan Teori Motivasi Akademik”.

            Pada mata kuliah ini kami mengerjakan tugas di setiap topiknya, baik itu tugas kelompok maupun tugas individu. Tugas yang kami kerjakan selalu kami posting ke blog kami masing-masing. Dan pada saat UTS kami mengerjakan tugas UTS dengan pilihan tokoh-tokoh yang ada di buku Learning and Instruction, seperti Skinner, Robert, Piaget, Bandura, dan vygotsky. Masing-masing dari kelompok membuat produk (pembelajaran atau permainan) dari setiap tokoh yang kami pilih.

Pada pembelajaran mata kuliah ini, terlihat ibu Dina yang sebagai dosen kami. Terlihat bahwa ibu Dina menggunakan teori Skinner, Bandura, Robert Gagne. Menurut saya pada teori Robert Gagne “Keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagaian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar”. Disini terlihat pada saat kami mengatur blog yang kami miliki, di tuntut keterampilan kami. Sikap dalam mata kuliah ini juga di lihat. Sangat terlihat pada saat kami tidak ada yang komen postingan ibu Dina di facebook pada, pada saat itu kami di minta pendapat kami tentang observasi yang mau kami lakukan di SMK X. Pada saat itu kami tidak ada yang mengkomen postingan dosen kami, maka disini sikap kami sebagai mahasiswa kurang baik.

Dalam teori Robert, ada faktor-fakto penting yang mempengaruhi belajar (misalnya, stimulus dan pembentukan). Pada saat pembelajara mata kuliah Psikologi belajar ini  Strategi Kognitif  sangat kami perlukan. Kami di dalam kelas pun saling memberikan informasi, mengatakan atau menjawab pertanyaan dari dosen kami biapun terkadang kami terdiam di dalam kelas. Tetapi kapabilitas informasi sangat penting di dalam kelas. Keterampilan motorik pun menuntut kami pada pembelajaran psikologi belajar belasung, dimana mengerjakan setiap tugas-tugas yang di berikan. Sikap pun di perhatikan pada saat pembelajaran belasung, dimana pada saat kami memilih 12 topik yang mana mau kami bahas untuk yang pertama kali dan terakhir. Kami dari setiap-setiap kelompok bebas memilih topik-topik yang ada.

Siasat kognitif baik itu didalam kelas maupun di luar kelas sangat di perlukan untuk setiap dari kami. Keterampilan intelektual pun menjadi dukungan di setiap diri kami pada saat pembelajran belasung. Komunikasi dosen di dalam kelas dan tidak di dalam kelas menarik perhatian kami. Ibu Dina pun memberikan informasi dan tujuan kepada pembelajar. Ibu dina pun pada saat mengajar kami di dalam kelas dan di facebook memberika stimulus secara jelas kepada kami. Diantara postingan kami ada yang di komen Ibu Dina, ini berati Ibu Dina memberikan tangapan atau umpan balik kepada masing-masing kami yang di komen postingannya. Di antara kami terjadi diskusi kelompok baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Kalau teori Skinner terlihat pada saat postingan Ibu Dina di facebook yang membahas tentang observasi yang mau kami lakukan, tetapi hanya sedikit dari kami yang merespon stimulus yang diberikan dari ibu dina. Karena sebagian besar dari kami tidak mengkomen postingan Ibu Dina maka dari kami membahas "Mengapa mahasiswa psikologi USU yang mengambil mata kuliah psikologi belajar TA 2012/2013 semester ganjil sebahagian besar tidak memberikan tanggapan di grup sehubungan dengan rencana melakukan observasi di lapangan?".Masing-masing orang silahkan dianalisis dengan teori Gagne, Piaget dan Bandura.” Petugasan ini sebagai pengganti pembelajaran kami yang seharusnya di lakukan didalam kelas. Dan apabila kami tidak merepon stimulus ini maka kami mendapat reinforcement yang dimana kami di anggap absen atau tidak hadir di mata kuliah tersebut.

Pada tanggal 5 desember 2012 kami melakukan observasi ke SMK X yang berada di Medan. Pada saat observasi kami di bagi lagi, ada yang satu kelas 2 orang dan ada juga yang satu kelas satu orang untuk mengobservasi pembelajaran yang terjadi di SMK X tersebut. Setelah kami mengobservasi SMK tersebut. Kami disuruh untuk membahasnya ke dalam teori Rogert dan membahas tabel-tabel yang ada disana. Masing-masing dari kami disuruh untuk membahas 2 tabel sebagai panduan dan pembahasan observasi kami. Pada saat ini terlihat bahwa Ibu Dina menggunakan teori bandura dimana kami di suruh mengobservasi, dan apa yang kami observasi itu merupakan model untuk kami yang harus kami bahas.

Dinamika Psikologi belajar sudah hampir satu semester kami jalanin. Saya dan teman-teman benar-benar merasakan dinamika psikologi belajar selama proses pembelajaran belasung di semester ganjil ini. Psikologi Belajar merupakan mata kuliah pilihan yang asik, kami tidak hanya belajar teori-teori saja tetapi kami juga turun di lapangan dan kami membahas film juga. Senang, sedih, dan kesal kami lalui bersama-sama di mata kuliah ini.

Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih ke pada Ibu Dina. Dimana sudah membimbing kami dalam mata kuliah psikologi belajar. Dan tidak lupa juga terima kasih kepada teman-teman satu kelompok dan teman-teman sekelas, yang sam-sama melewati proses pembelajaran dalam mata kuliah psikologi belajar ini. Mata kuliah ini benar-benar mendapatkan pengalaman baru lagi dalam hidup saya. Sekali lagi saya ucapkan terimah kasih kepada Ibu dina dimana proses belajar yang kita jalanin selama hanpir satu semester ini, banyak pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah ini. Dan saya juga minta maaf atas kesalahan saya selama mata kulia psikologi belajar berjalan.

Jumat, 07 Desember 2012

HASIL OBSERVASI


1. Nama & NIM Observer
Fatimah Lubis 101301050

2. Kelas yang diobservasi
Kelas X-MM4 Reguler

3. Mata Pelajaran & Nama Guru yg mengajar
Matematika, Ibu Hartati Siregar. SPD

4. Waktu Observasi & Durasi
Pukul 12.00 durasi 30 menit

5. Jumlah Siswa dalam Kelas
Siswa berjumlah 20 orang

6. Media pembelajaran yg digunakan guru
Laptop, whiteboard

7. Media pembelajaran yg digunakan siswa
Buku, dan alat tulis

8. Situasi fisik kelas
Ruang berukuran ± 80x80cm. Didalam kelas ada 2 ac 1 kipas, LCD, whiteboard. Terdapat 4 lampu panjag. Ada 20 kursi siswa, dan 1 meja tulis serta kursi untuk guru yang mengajar.

9. Alat Observasi
Kertas dan pulpen.

Observasi yang dilakukan pada tanggal 05 desember 2012 di salah satu SMK X di kota medan. Sebagai paduan dan analisa saya pada saat observasi tersebut saya menggunakan tabel  5.3 di buku Margaret E. Gredler pada halaman 186 dan tabel  5.6 di buku Margaret E. Gredler pada halaman 198. Tetapi saya juga menggabil dari poin-poin yang ada di tabel 5.10 Margaret E. Gredler pada halaman 219-220 sebagguat analisa observasi saya ini.

Tabel 5.3
Sembilan Tahapan Belajar
Deskripsi
Tahapan
Fungsi
Persiapan Belajar
1. Memerhatikan


2. Harapan

3. Pengambilan kembali (informasi yang relvan atau keterampilan)
Memeberikan peringatan bagi pemebelajar terhadap adanya stimulus.
Mengorientasikan pemelajar pada belajar.
Memberikan ingatan tentang kapablitas yang diperlukan.
Akuisisi dan kinerja
4. persepsi selektif terdapat cirri stimulus

5. pengkodean semantic


6. pengambilan kembali dan respons


7. penguatan
Memungkinkan penyimpulan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja.
Transfer cirri stimulus dan informasi terkait ke dalam ingatan jangka panjang.
Mengembalikan informasi yang tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan respons.
Mengkonfirmasi harapan pemelajar tentang tujuan belajar.
Transfer Belajar
8. Pengambilan petunjuk


9. kemampuan generalisasi
Memberikan pentunjuk tambahan untuk pengigatan kapasitas di waktu mendatang.
Memperkaya transfer belajar ke situasi baru.
Tabel 5.6
 Kata Kerja untuk Jenis Belajar
Kapabilitas
Kata Kerja
Informasi
Menyatakan mendefinisikan, menuraikan dengan kata-kata sendiri.
Keterampilan motorik
Melakukan mengerjakan, memberlakukan, mengucapkan.
Sikap
Memutuskan … bebeas untuk memilih … memilih (aktivitas yang disukai).
Siasat kognitif
Menentukan cara (strategi).
Keterampilan
    Membedakan
    Konsep
   
    Aturan
    Kaidah tingkat tinggi

Memilih (yang sama dan yang beda).
Mengidentifikasi (contoh) mengklasifikasi (ke dalam kategori ).
Menunjukan, mempredisi, menjabarkan.
Menghasilkan (penyelesaian satu masalah), memecahkan.


Pada saat observasi berlasung, saya melihat dari setiap kelas memakai laptop sebagai media belajar mereka. Tetapi pada kelas yang saya obsevasi pas pada saat itu sedang belajar MM, mereka tidak memakai laptop. Mereka sedang diberi 30 soal essai  MM yang diberikan gurunya lasung, dengan cara menulis soal-soal tersebut di whiteboard. Pembahasan dari observasi ini yang menjadi panduan dan analisa saya dari kedua tabel ini.  

Jumat, 26 Oktober 2012

Psikologi Belajar (UTS)

Aisyah Hudaya 09-091
Fatimah Lubis 10-050
Fitri Dian Adlina 10-091



Teori Bandura

Konsep yang melibatkan didalam kelas 

GAMES

A. Instruksi

 1. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok 


 2. Salah satu kawan dari kelompok akan diminta menunjukan intruksi yang kami berikan kepada teman sekelompoknya.

 3. Anggota yang kedua yang telah membaca intruksi diminta membuat gambar dari intuksi tersebut. Setiap  anggota kelompok diberikan waktu 10 detik untuk menginterpretasikan dan 10 detik untuk menggambar.

 4. Selanjutnya anggota ketiga diharuskan membuat gambar dari hasil interprestasinya yang dilihat dari anggota yang kedua. Kegiatan ini dilanjutkan sampai satu anggota sebelum anggota terakhir dengan durasi waktu yang sama pada tiap-tiap anggota.

 5. Anggota terakir diminta memperagakan hasil interpretasi gambar yang dia liat dari anggota sebelumnya dan menebak kalimat yang diberikan pada anggota pertama.

B. Perkiraan Waktu

 1. Intruksi 3 menit.
 2. Waktu permainan 7 menit.


C. Alat-alat yang di Perluka

  1. Kertas HVS
  2. Alat Tulis
  3. Stopwatch
  4. Intruksi-intruksi Kata
  5. Laptop


D. Pembahasan dari Games tersebut dengan Teori Bandura

 1. Belajar imitatif merupakan behaviouris yang memandang sebagai asosiasi antara tipe stimulus tertentu dan sebuah respon, ini merupakan pembelajaran yang mencontoh atau mengimitasi. Perilaku akan diperkuat untuk respon yang sesuai dengan model.
Disini setiap anggota kelompok meniru atau megimitasi model yang diberikan sesuaia dengan intruksi. Dengan stimulus yang diberikan, respon yang dihasilkan bisa sesuai dengan model yang sesuai dengan penjelasan dari Bandura.

  2. Reproduksi motorik mencakup pemilihan dan pengorganisasian respon pada level kognitif. Dimana pada saat individu diberikan stimulus berupa instruksi kata, individu dapat merespon intruksi tersebut dengan kemampuan kognitif dan reproduksi motorik yang berperan dalam pengkodean makna dari intruksi yang diberikan dan dimunculkan dalam bentuk perilaku (memperagakan gerakan sesuai dengan intruksi yang diberikan).

 3. Dalam permainan ini juga akan melibatkan proses atensional dimana perilaku baru tidak akan ada, kecuali keseluruhan anggota memperhatikan dan memahami secara tepat intruksi yang diberikan. Namun juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian seseorang. Salah satu yang dapat mempengaruhinya adalah karakteristik model, karakteristik dan nilai fungsional perilaku dan karakteristik dari pengamat tersebut.

Perilaku yang dilakukan oleh model
|
Model diperhatikan oleh pemelajar
|
Perilaku dikodekan dan disimpan oleh pemelajar
            | ( proses kognitif)
Kode simbolik
|
Motivasi pengamat untuk melakukan tindakan
|
Pengamat mampu melakukan tindakan
|
Tindakan
  


Di permainan yang kami buat ini, kami mengharapkan keterampilan teman-teman dari kelas psikologi belajar dalam memperhatikan dan menginterpretasikan intruksi yang kami berikan.






Selasa, 23 Oktober 2012

Review Jurnal



Judul                        : MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR dan    KOGNITIF ANAK MELALUI SENAM IRAMA
Nama Penulis Jurnal    : Devi Nawang Sasi
Instansi                     : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Link Jurnal                  : http://jurnal.upi.edu/file/5-Devi_Nawang_sasi.pdf
Nama Pereview            : Fatimah Lubis



 ABSTRAK
 
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang berguna dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari. Namun pada zaman modern dengan berbagai bentuk kemajuan tekhnologi seperti sekarang ini, kebanyakan anak memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dengan cara menikmati fasilitas yang telah tersedia, dibandingkan untuk melakukan aktivitas yang harus menggerakkan otot. Kegiatan fisik dengan menggunakan olah tubuh dimaksudkan agar peserta didik mempunyai perkembangan gerak tubuh yang selaras dan harmonis sehingga kelak mempunyai kemampuan perkembangan gerak yang baik. Salah satu cara untuk mengembangkannya adalah melalui senam irama. Senam irama adalah satu jenis senam yang dilakukan dengan mengikuti irama musik atau nyanyian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan peningkatan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak taman kanak-kanak yang berusia antara 4-6 tahun. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terhadap anak taman kanak-kanak Riyadush Sholihin kelompok B dengan subjek 15 orang anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Adapun analisis data yang dilakukan dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui senam irama dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar yang meliputi berjalan, berlari, melompat, memutar dan membungkuk, dan kognitif yang meliputi memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, mengenal konsep bilangan, mengenal pola, mengenal konsep ruang dan mengenal ukuran, secara bertahap setiap siklusnya. Rekomendasi diberikan kepada guru agar lebih memperhatikan dan mempersiapkan kegiatan senam irama sebelum pelaksanaan, ketika pelaksanaan senam irama guru perlu lebih bersabar karena setiap anak memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda dan setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu kemampuan serta agar guru tidak pernah bosan untuk memberikan dukungan/motivasi kepada anak, dan saat memberikan penilaian perkembangan peningkatan kemampuan gerak dasar dan kognitif sebaiknya guru memiliki format penilaian khusus untuk menilai perkembangan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak, bagi sekolah hendaknya mensosialisasikan kepada guru lain bahwa senam irama dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak, bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti dengan memperluas aspek kemampuan gerak dasar dan kognitif yang lain sehingga menjadi lebih komprehensif.
Kata kunci: kemampuan gerak dasar, kemampuan kognitif, senam irama.



PENDAHULUAN 
Anak prasekolah berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Years merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

Berkenaan dengan pertumbuhan fisik, anak usia TK masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas, ini sangat diperlukan baik bagi pengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot besar. Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya.
Perkembangan kemampuan motorik kasar anak berkembang sejalan dengan perkembangan kemampuan kognitif anak. Perkembangan kognitif merupakan sesuatu yang penting dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau do’a, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman, merefleksikan peran merupakan proses kognitif dalam perkembangan individu.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan paparan yang dikemukakan di atas maka menjadi isu sentral dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kemampuan kognitif anak usia prasekolah melalui senam irama.
Untuk menjabarkan rumusan masalah sebagaimana dipaparkan di atas dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana kondisi objektif kemampuan gerak dasar dan kognitif anak TK Riyadhus Sholihin?; (2) Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan senam irama yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak TK Riyadhus Sholihin?; (3) Bagaimana kemampuan gerak dasar anak TK Riyadhus Sholihin setelah mengikuti kegiatan senam irama?; dan (4) Bagaimana kognitif anak TK Riyadhus Sholihin setelah mengikuti kegiatan senam irama.

Rabu, 10 Oktober 2012

Pengalaman di Kelas P.Belajar di Bahas dengan Teori Skinner

 Kuliah hari ini merupakan hal menghebokan di kelas. Karena pertama kali bu Dina masuk berkata “simpan semua barang diatas meja, yang ada hanya buku psikologi belajar sekarang.” Didalam pikiran saya, dan teman sekelompok saya bilang “kayaknya kita mau kuis ini”. Semua pada terkejut dan rata-rata dari kami menyediakan kertas selembar untuk kuis. Ternyata kami tidak kuis. Mala di beri 3 stimulus yaitu 1 kertas HVS, 1 Sertifikat yang ukuran besar, dan 1 Sertifikat yang ukuran kecil. Kami dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang di sebelah kiri adalah kelompok A dan yang disebelah kanan adalah kelompok B. Dari kedua kelompok ini ada 1 stimulus yang berbeda. Dan ibu Dina memberi panduan, kami disuruh untuk membuat apa saja dari 3 stimulus yang diberikan dengan peralatan yang seadanya. Bu Dina pun berkata 3 orang yang baik dari setiap kelompok akan mendapatkan hadia. Kami diberikan waktu 30 menit aja.

             

Saya dan teman-teman awalnya bingung produk apa yang mau kami buat dengan 3 stimulus dan peralatan yang seadanya ini.  Pasti dari kami ada yang perpikir 3 stimulus itu dibuat menjadi 3 produk, dan ada yang berpikir dari ketiga stimulus itu untuk di jadikan 1. Pada awalnya saya berpikir untuk membuat 3 produk, tapi entak kenapa itu menurut saya memakan waktu yang lama. Jadi saya membuat 1 produk dari ketiga stimulus tersebut. Latar atau background untuk menjadi mainan anak-anak atau untuk background cerita donggeng. Backgraund ini bertema tentang nelayan.



Pada kelas hari kalau kita kaitkan pada teori skinner. Ini merupakan proses belajar. Dimana kami semua diberikan 3 stimulus. Pada stimus yang diberikan ini menyebabkan analisis eksperimental pada prilaku, dimana terjadi elicited response. Kenapa saya bilang elicited respon ? karena respon yang saya alamin pada saat itu merupakan respon yang otomatis muncul dan di munculkan oleh stimulus yang diberikan. Pertama kali saya tidak berpikir untuk membuat produk ini, tetapi karena stimulus yang diberikan menghasilkan respon yang otomatis muncul.

             

Pada pembuatan produk ini terjadi stimulus diskriminasi. Pada saat itu setiap stimulus yang secara konsisten hadir ketika respon menghasilkan penguatan. Dimana saya berusaha untuk memaksimalkan dan membuat sekreatif mungkin produk yang saya jual ini.


 

Setelah kami selesai membuat produk ini, kami disuruh menulis tentang produk yang kami buat dan di kaitkan kedalam teori skinner. Setelah beberapa menit, semua produk yang kami buat dinilai oleh kedua kelompok ini. Ada satu pemenang terbaik mendapatkan nilai tertinggi dari kelompok A. Dan ada 3 pemenang dari kelompok B, 2 pemenang dari kelompok A dengan nilai yang cukup baik.  Pada awalnya saya yakin menang dengan produk yang saya buat karena saya membuat dengan sekeatif mungkin, namun saya lemah pas mengkaitkannya ke dalam teori. Kegagal ini bukan suatu penyesalan, tetapi merupakan suatu proses pembelajaran juga. Supaya saya lebih bisa menjelaskan sesuatu kedalam teori, dan lebih kreatif lagi. Keduanya sangat penting.