Kamis, 10 April 2014

Prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Prinsip pendidikan orang dewasa adalah hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan  akan dijelaskan dalam blog ini terdiri dari:

A.      Hukum Belajar
Hukum belajar terdiri dari atas beberapa unsur, yaitu:
1. Kegiatan belajar: hal yang sangat penting dan dapat meningkatkann eefektivitas belajar. Kegiatan belajar ada karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, dan adanya kebutuhan terhadap pengetahuan atau keterampilan, atau dapat tumbuh dari dorongan, dan motivasi dari orang lain. 
2. Pengertian terhadap tugas: peserta didik harus memperoleh pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
3.  Hokum asosiasi: belajar dengan menghubungkan ide dan fakta dengan ide atau fakta lain cenderung dapat menghasilkan ngatan yang lebih permanen daripada tidak menghubungkannya. Belajar dengan membandingkan tersebut merupakan kelebihan dari pembelajaran orang dewasa dibandingkan anak-anak, maka sebab itu orang dewasa memiliki banyak stok ide dan informasi yang dapat menarik pelajaran baru. Perta didik akan lebih mudah mengerti dengan apa yang sedang dipelajari jika materi dalam suatu pelatihan saling berhubingan erat. Ciri penting dalam hokum asosiasi adalah ide dan pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika dihubungkan dengan ide atau pengalaman nyata sebelumnya. Hal ini akan sangat berguna untuk meningkatkan semangat. 
4. Minat, keuletan, dan intensitas: dengan hanya sekadar latuhan pengulangan tanpa didasari dengan minat, hasil belajat tidak akan efektif. Keuletan dan intesitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan. Seseorang akan secara otomatis selalu ingat dengan peristiwa kemenangan dalam meraih penghargaan atau peristiwa tercapainya sesuatu yang diharapkan. 
5. Ketetapan hati: ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka. Kecuigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif. 
6.  Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan: seprang perserta didik dlam andragogy tidak akan memeperoleh kemajuan dalam proses belajar kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam hal apa dia akan gagal.

B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan yang dibahas adalah penetapan tujuan umum dan tujuan khusus. 
1. Tujuan umumTujuan umum untuk pendididkan orang dewasa berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain, tentang pada visi dan misi Negara yang bersangkutan. 
2. Tujuan khususTujuan khusus pada pendididkan apa pun, termaksud penndidikan orang dewasa perlu ditetapkan dengan jelas dan lebih spesifik daripada tujuan umum. Tujuan khusus yang baik mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain harus bersifat perlaku, menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapay dukur, mengarah pada tujuan umu. Disamping itu meneurut Bloom, tujuan khusus diklasifikasi menjadi tiga, yaitu ranah kognitif (cognitive domain) tujuan khusus yang berhubungan dengan proses intelektual daripada perserta didik, ranah afektif (affective domain) tujuan khusus yang mengarah siakap, emosi, dan nilai prilaku, dan ranah psikimotor (psychomotor domain) tujuan khusus yang meliputi proses menipulatif dan mekanik atau keterampilan. 
3.  Memilih materi pelajaran. Dalam memilih materi pelajaran dan pendidikan orang dewasa [erlu menggunakan kriteria anatara lain: meteri harus menarik, dapat dimengerti, bermanfaat, dapat membantu mencapai tujuan pendididkan, dan sesuai dengan objek yang telah ditetapkan.

  C. Mengembangkan Sikap, Idealisme, dan Minat
Sikap, idealism, minat, dan selera merupakan dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting. Tidak ada salahnya dengan emosi ini, jika dikendalikan diarahkan dengan baik. 
1.  Sikap: program pendidikan pada umumnya mengmbangkan sikap positif terhapa hal yang baik menurut norma yang berlaku dimasyarakat. 
2.  Idealism: idealism adalah suatu standar kesempurnaan yang diterima oleh individu atau kelompok. 
3.  Minat; minat merupakan keinginan yang dating dari hati nurani untuk serta dalam kgiatan belajar. 

D. Mengajar Pengetahuan
Dalam mengajarkan pengetahuam, hanya pengetahuan yang relevan saja yang perlu diajarkan. Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) pengetauuan yang harus diingat secara permanen seperti kebenaran, prinsip umum, hukum, dan teknik; (2) pengetahuan yang cukup dipelajari di mana menemukannya dan bagaimana menggunakannya seperti rumus yang rumit, daftar nama yang panjang, table yang banyak, dan data yang jarang digunakan. Mengajar dapat diingat secara permanen diajarkan.

E. Mengembangkan Pengetahuan
Pendidik atau pembimbing haru tau tipe kemampuan apa yang diinginkan oleh perserta didik. 
1. Mengembangkan kemampuan menilai atau mempertimbangkan. Kemampuan menilai yang dimiliki perserta didik akan mempengaruhi proses belajar mereka. Perserta didik akan dpat mencapai kemajuan yang lebih banyak jika mereka dpat dinialai kualitas pekerjaan mereka  sediri. 
2.  Mengembangkan kemampuan manipulative atau psikomotor. Dalam mengembangkan kemampuan menipulatif atau psikomo dpat menggunakan teknik yang disebut job inetruction trwining (JIT). Ada empat langkah dalam mengembangkan kemampuan manipulative, yaitu: mempersiapkan paserta didik, (2) mengajarkam materi yang perlu diajarkan, (3) meminta peserta untuk memeperhatikan, dan (4) melaksanakan tindakan lanjut. 
3. Kemempuan memecahkan masalah. Pada kemampuan ini hal yang paling terpenting dari semua kemampuan. Pada tahap ini pengenalan problema, pembuatab daftar kemungkinan pemecahan masalah, pengumpulan semua fakta yang mendukung pemecahan masalah, pengumpulan semua fakta kemungkinan pemecahan masalah, pengorganisasian atau pertimbangan terhap fakta-fakta tersebut. 

Sumber : Suprijanto,2007. Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi.Jakarta : Bumi Aksara 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar