Fatimah Lubis 10-050
Fitri Dian Adlina 10-090
Film ini bercerita tentang perlajanan seorang laki-laki yang mewarisi perusahan keluarganya yang mau bangkrut. Perusahaannya ialah perusahaan sepatu yang sangat terkenal dimasanya “Prince Shoes”. Karena banyak persaingan fashion yang muncul, sehingga membuat perusahan Prince Shoes yan terkenal ini hamper gulung tikar.
Charlie prince merupakan generasi ke-4 yang memang seharusnya menjalannkan perusahan sepatu tersebut. Tapi sebenarnya Charlie prince tidak terlalu menyukai perusahan sepatu keluarganya tersebut. Tapi ketika ayahnya meninggal Charlie prince mau tidak mau harus melanjutkan bisnis keluarganya. Keadaan ini sempat membuat Charlie prince putus asa dan memecat beberapa karyawan perusahaan. Ketika itu ada seorang karyawan yang memarahi Charlie prince atas perbuatannya yang langsung memecat karyawan dengan seenaknya. Karyawan perempuan itu memberi masukan pada Charlie prince untuk mengeluarkan ide, bukan malahnya memecati karyawan-karyawan yang membutuhkan pekerjaan.
Pada suatu malam Charlie prince ingin menyelamatkan seorang perempuan dan malah akirnya ia yang diselamatkan oleh seorang laki-laki yang berpenampilan perempuan, yang bernama Lola. Lola merupakan pria kulit hitam yang bertransformasi menjadi wanita karena dia lebih nyaman menjadi wanita. Lola bekerja sebagai penyanyi club malam. Club tempat Lola bernyanyi ternyata club transgender.
Pada saat Charlie prince terdiam dengan beban yang ia tanggung ia teringat akan pengalamannya yang melihat sepatu Lola yang sudah rusak. Akirnya Charlie prince mendapatkan ide untuk membuat sepatu boots untuk laki-laki. Hasil pertama yang dibuat Charlie prince tidak sesuai dengan selera Lola. Lola pun mendangai kantor Charlie prince dan marah-marah.
Akirnya Lola mengatakan keingin dia tentang sepatu yang ia inginkan. Lola pun diminta Charlie prince untuk bekerja diperusahaan sepatu Charlie prince sebagai perancang sepatu. Charlie prince berpendapat bahwa sepatu buatannya itu akan mampu bersaing dan tampil di Fashion show di Milan.
Dalam pembuatan sepatu banyak rintangan yang dihadapi oleh Charlie prince, tunangan yang tidak mendukung, dana yang tidak ada, dan sepatu yang dibuat belum memenuhi criteria yang diinginkan oleh Charlie prince. Akirnya atas usaha, kerja keras dan kekompakan antara Charlie prince, Lola dan seluruh pegawai perusahaan akhirnya Charlie prince berhasil memproduksi sepatu yang akan ditampilkan di Milan. rencananya yang akan memperagakan sepatu boots buatan Charlie prince adalah Lola dan beberapa teman-teman Lola.
Namun sehari sebelum keberangkatan, Charlie prince melihat bahwa tunangannya berselingkuh dan meninggalkannya. Suasana hati yang buruk dan melihat penampilan Lola memicu suasana yang kurang baik antara Charlie prince dan Lola. Hingga akirnya terjadi pertengkaran. Lola pun menolak untuk tampil di Milan. Namun, Charlie dan beberapa pegawainya tetap pergi ke Milan untuk memperlihatkan hasil-hasil sepatu yang sudah dibuat perusahaannya, namun ia tidak tahu siapa yang akan menjadi model untuk peragaan sepatunya.
Charlie memutuskan ia sendiri yang akan menjadi model sepatu tersebut. namun malangnya Charlie yang tidak biasa menggunakan sepatu berhak tinggi yang membuat ia akhirnya terjatuh dan mempermalukan dirinya sendiri didepan semua penonton. Tiba-tiba suasana menjadi meriah akibat muncul Lola dan beberapa model lainnya dari belakang panggung dengan memakai sepatu Charlie prince dengan menunjukan kebolehan menjadi model. suasana yang tadinya tegang dan sangat tidak nyaman berubah menjadi meriah dan penuh warna karena penampilan lola dan teman-temannya yang memperagakan sepatu boots berheels tinggi buatan Charlie.
Analisa film :
>
Menurut analisis Duncker ada 3 langkah
umum proses pemecahan masalah, yaitu :
- -
Memahami konflik atau masalah
- -
Mengembangkan identifikasi secara jelas
atas kesulitan dasar
- -
Mengembangkan solusi masalah untuk
mengatasi kesulitan dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar