Analisis pengalaman Pribadi dari teori Skinner
Sekilas Sejarah skinner. Skinner lahir pada tanggal 20
maret 1904, dia di besarkan di Susquehanna, Pennsyluania. Dia pada masa
kecilnya di ajarkan mengenai reward dan
punishmant. Dia perna berkualia di Hamilton College di Clinton, New York,
jurusan Bahasa Inggris. Pada tahun 1926. Ia menjadi penulis tapi gagal. Sehingga
ia menggalami krisis identitas. Pada tahun 1928, ia masuk ke Universitas
Harvard jurusan Psikolog. Pada tahun 1990 ia menciptakan skinner box. Operant
conditioning merupakan teori yang terkenal dari skinner.
Berikut ini ada 3 (tiga) contoh pengalaman pribadi saya yang dianalisa dari teori skinner.
Waktu
saya kecil, saya tidak perna atau jarang disuruh untuk menyuci piring. Dan
selalu di bilang kakak-kakak dan abang saya kalau saya anak paling kecil yang
disayang. Tapi sekarang pada saat saya sudah besar, saya selalu disuruh untuk
menyuci piring. Kalau tidak saya cuci maka saya kenak marah. Pada kemaren saya
kenak marah oleh ibu saya, dan saya tidak di kasih uang jajan karena tidak mau
menyuci piring. Karena kejadian itu saya sekarang selalu menyuci piring, biar
tidak kenak marah terus-terusan dari ibu dan dapat uang jajan.
Cuci piring --------> Prilakunya kenak marah ----------> Tidak di kasih uang janjan
(S) (R) (C)
Dari penggalaman ini bisa kita
lihat punishment dan reward. Tetapi ini termasuk contoh dari Extinction.
Extinction merupakan prilaku individu yang tidak menerima konsekuensi yang
diinginkan individu / penghilang / penarikan penguat.
Di depan rumah saya
selalu lewat penjual es dan roti. Kedua penjual ini asal lewat pasti
membunyikan lonceng atau bel. Jadi setiap tukang es lewat pas cuaca yang panas
rasanya saya mau membeli es itu. Rupanya yang lewat bukan tukang es tetapi
tukang roti. Jadi setiap membusi lonceng atau bel itu saya selalu ingat tukat
es, apalagi pada saat cuaca yang panas.
Lonceng atau bel ----------> Prilakunya mau beli ----------> Tukang
Es
(S) (R) (C)
Dari
contoh kedua saya ini merupakan Generalisasi.
Dimana generisasi itu merupakan individu belajar membuat respon yang sama
pada situasi lain yang mirip. Dari pelajaran genelisasi bisa juga kita
discrimination. Dimana kemampuan kita yang awalnya membuat suara bel itu sama
bisa menjadi beda stimulus yang kita alamin, sehingga stimulus itu tidak
diberikan resspon walaupun mirip dengan stimulus yang diberikan reinforcement
tersebut.
Saya
memiliki keponakan yang berusia 2 tahun. Saya sama dia selalu bermain sambil
belajar. Pas kami bermain permaianan angry bird, dia sangat suka permainan itu.
Jadi pas ada di penampilan menu dan memilih level dia asal tunjuk saja dan di
bilangnya angka yang tidak sama dengan yang di tunjukkan, misal’a dia menunjuk
angka 1 dan di bilangnya angka 2. Sebenarnya dia sudah pandai menghitung angka
dari 1-10 tapi dia tidak tau gimana bentuk angka 1-10 itu. Jadi saya
mengajarinya membaca angka. Jadi saya tunjuk angka 1-10 dan dia mengikutinya.
Pas saya tunjuk angka tersebut saya suruh dia mengucapi angka yang saya tunjuk
itu. Pada saat saya lihat dia sudah hapal, saya berikan reinforment positif
kepada dia. Saya suruh dia untuk menunjukkan angka yang saya bilang, angka yang
di tunjuknya betul, saya dan dia merasa senang dan ketawa. Pas dia menunjuk
angka 12 padahal saya suruh dia tunjuk angka 2, ternya dia bilang angaka 2 yang
di belang 12 itu sama dengan angaka 2. Saya bilang kepada dia itu benar “benar
pintar kali anak bunjung ini” dan dia pun tersenyum bahagia. Kemudian kami
melanjutkan permainan angry bird itu.
Angkah Prilaku gembiran (senang)
+ senyum Reinforment Positif
(S) (R) (C)
Saya
memiliki keponakan yang berusia 2 tahun. Saya sama dia selalu bermain sambil
belajar. Pas kami bermain permaianan angry bird, dia sangat suka permainan itu.
Jadi pas ada di penampilan menu dan memilih level dia asal tunjuk saja dan di
bilangnya angka yang tidak sama dengan yang di tunjukkan, misal’a dia menunjuk
angka 1 dan di bilangnya angka 2. Sebenarnya dia sudah pandai menghitung angka
dari 1-10 tapi dia tidak tau gimana bentuk angka 1-10 itu. Jadi saya
mengajarinya membaca angka. Jadi saya tunjuk angka 1-10 dan dia mengikutinya.
Pas saya tunjuk angka tersebut saya suruh dia mengucapi angka yang saya tunjuk
itu. Pada saat saya lihat dia sudah hapal, saya berikan reinforment positif
kepada dia. Saya suruh dia untuk menunjukkan angka yang saya bilang, angka yang
di tunjuknya betul, saya dan dia merasa senang dan ketawa. Pas dia menunjuk
angka 12 padahal saya suruh dia tunjuk angka 2, ternya dia bilang angaka 2 yang
di belang 12 itu sama dengan angaka 2. Saya bilang kepada dia itu benar “benar
pintar kali anak bunjung ini” dan dia pun tersenyum bahagia. Kemudian kami
melanjutkan permainan angry bird itu.
Angkah -----------> Prilaku gembiran (senang)
+ senyum -----------> Reinforment Positif
(S) (R) (C)
Pada contoh ketiga ini
merupakan contoh dari Shaping. Pada saat
kejadian ini, reinformen atau bisa disebutkan reward lasung diberikan kepada si
anak. Dan apa bila dia melakukan kesalahan maka pusnishment (reinformen negatif
di berikan kepada si anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar