Selasa, 09 Oktober 2012

B.F.Skinner

Analisis pengalaman Pribadi dari teori Skinner


Sekilas Sejarah skinner. Skinner lahir pada tanggal 20 maret 1904, dia di besarkan di Susquehanna, Pennsyluania. Dia pada masa kecilnya di ajarkan mengenai reward dan punishmant. Dia perna berkualia di Hamilton College di Clinton, New York, jurusan Bahasa Inggris. Pada tahun 1926. Ia menjadi penulis tapi gagal. Sehingga ia menggalami krisis identitas. Pada tahun 1928, ia masuk ke Universitas Harvard jurusan Psikolog. Pada tahun 1990 ia menciptakan skinner box. Operant conditioning merupakan teori yang terkenal dari skinner. 

Berikut ini ada 3 (tiga) contoh pengalaman pribadi saya yang dianalisa dari teori skinner.

 Waktu saya kecil, saya tidak perna atau jarang disuruh untuk menyuci piring. Dan selalu di bilang kakak-kakak dan abang saya kalau saya anak paling kecil yang disayang. Tapi sekarang pada saat saya sudah besar, saya selalu disuruh untuk menyuci piring. Kalau tidak saya cuci maka saya kenak marah. Pada kemaren saya kenak marah oleh ibu saya, dan saya tidak di kasih uang jajan karena tidak mau menyuci piring. Karena kejadian itu saya sekarang selalu menyuci piring, biar tidak kenak marah terus-terusan dari ibu dan dapat uang jajan.
Cuci piring --------> Prilakunya kenak marah ----------> Tidak di kasih uang janjan

   (S)                                        (R)                                                       (C)
 
Dari penggalaman ini bisa kita lihat punishment dan reward. Tetapi ini termasuk contoh dari Extinction. Extinction merupakan prilaku individu yang tidak menerima konsekuensi yang diinginkan individu / penghilang / penarikan penguat.
Di depan rumah saya selalu lewat penjual es dan roti. Kedua penjual ini asal lewat pasti membunyikan lonceng atau bel. Jadi setiap tukang es lewat pas cuaca yang panas rasanya saya mau membeli es itu. Rupanya yang lewat bukan tukang es tetapi tukang roti. Jadi setiap membusi lonceng atau bel itu saya selalu ingat tukat es, apalagi pada saat cuaca yang panas.
Lonceng atau bel ----------> Prilakunya mau beli ----------> Tukang Es
 (S)                                          (R)                                    (C)
 
Dari contoh kedua saya ini merupakan Generalisasi. Dimana generisasi itu merupakan individu belajar membuat respon yang sama pada situasi lain yang mirip. Dari pelajaran genelisasi bisa juga kita discrimination. Dimana kemampuan kita yang awalnya membuat suara bel itu sama bisa menjadi beda stimulus yang kita alamin, sehingga stimulus itu tidak diberikan resspon walaupun mirip dengan stimulus yang diberikan reinforcement tersebut.
 
Saya memiliki keponakan yang berusia 2 tahun. Saya sama dia selalu bermain sambil belajar. Pas kami bermain permaianan angry bird, dia sangat suka permainan itu. Jadi pas ada di penampilan menu dan memilih level dia asal tunjuk saja dan di bilangnya angka yang tidak sama dengan yang di tunjukkan, misal’a dia menunjuk angka 1 dan di bilangnya angka 2. Sebenarnya dia sudah pandai menghitung angka dari 1-10 tapi dia tidak tau gimana bentuk angka 1-10 itu. Jadi saya mengajarinya membaca angka. Jadi saya tunjuk angka 1-10 dan dia mengikutinya. Pas saya tunjuk angka tersebut saya suruh dia mengucapi angka yang saya tunjuk itu. Pada saat saya lihat dia sudah hapal, saya berikan reinforment positif kepada dia. Saya suruh dia untuk menunjukkan angka yang saya bilang, angka yang di tunjuknya betul, saya dan dia merasa senang dan ketawa. Pas dia menunjuk angka 12 padahal saya suruh dia tunjuk angka 2, ternya dia bilang angaka 2 yang di belang 12 itu sama dengan angaka 2. Saya bilang kepada dia itu benar “benar pintar kali anak bunjung ini” dan dia pun tersenyum bahagia. Kemudian kami melanjutkan permainan angry bird itu.

Angkah                       Prilaku gembiran (senang) + senyum                   Reinforment Positif
 (S)                                                      (R)                                                       (C)

Saya memiliki keponakan yang berusia 2 tahun. Saya sama dia selalu bermain sambil belajar. Pas kami bermain permaianan angry bird, dia sangat suka permainan itu. Jadi pas ada di penampilan menu dan memilih level dia asal tunjuk saja dan di bilangnya angka yang tidak sama dengan yang di tunjukkan, misal’a dia menunjuk angka 1 dan di bilangnya angka 2. Sebenarnya dia sudah pandai menghitung angka dari 1-10 tapi dia tidak tau gimana bentuk angka 1-10 itu. Jadi saya mengajarinya membaca angka. Jadi saya tunjuk angka 1-10 dan dia mengikutinya. Pas saya tunjuk angka tersebut saya suruh dia mengucapi angka yang saya tunjuk itu. Pada saat saya lihat dia sudah hapal, saya berikan reinforment positif kepada dia. Saya suruh dia untuk menunjukkan angka yang saya bilang, angka yang di tunjuknya betul, saya dan dia merasa senang dan ketawa. Pas dia menunjuk angka 12 padahal saya suruh dia tunjuk angka 2, ternya dia bilang angaka 2 yang di belang 12 itu sama dengan angaka 2. Saya bilang kepada dia itu benar “benar pintar kali anak bunjung ini” dan dia pun tersenyum bahagia. Kemudian kami melanjutkan permainan angry bird itu.

Angkah -----------> Prilaku gembiran (senang) + senyum -----------> Reinforment Positif
 (S)                                                      (R)                                                       (C)

Pada contoh ketiga ini merupakan contoh dari Shaping. Pada saat kejadian ini, reinformen atau bisa disebutkan reward lasung diberikan kepada si anak. Dan apa bila dia melakukan kesalahan maka pusnishment (reinformen negatif di berikan kepada si anak tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar